Kamis, 15 Oktober 2009

Lada Hitam Bantu Stimulasi Pigmen Kulit


Lada hitam ternyata bukan saja bermanfaat sebagai rempah penyedap makanan. Menurut sebuah penelitian, lada hitam juga memiliki potensi menjadi obat baru bagi penyakit pigmen kulit yang disebut vitiligo. Dalam istilah medis, vitiligo dikenal sebagai kondisi di mana di sebagian wilayah kulit kehilangan pigmen normal, sehingga permukaannya tampak memutih.

Seperti yang dipublikasikan dalam British Journal of Dermatology, para peneliti dari King's College London berhasil mengungkap manfaat piperin - kandungan utama yang membuat lada hitam terasa pedas dan gurih - dalam merangsang pigmentasi dalam kulit.

Vitiligo sendiri merupakan jenis penyakit kulit prevalensinya diperkirakan cukup besar yakni menyerang satu di antara 100 orang. Sejauh ini, para dokter mengobati vitiligo dengan menggunakan kortikosteroid yang dioleskan pada kulit. Pengobatan lainnya yakni dengan teknik fototerapi yakni menggunakan radiasi Ultraviolet untuk menciptakan kembali pigmmen kulit.

Namun begitu, dua metode pengobatan tersebut tingkat keberhasilannya masih rendah. Menurut penelitian, hanya kurang dari seperempat pasien saja yang memberi respon positif pada kortikosteroid. Sementara itu, penggunaan radiasi UV untuk menciptakan pigmentasi dalam jangka panjang dikhawatirkan akan memperbesar risiko terkena kanker kulit.

Percobaan pada tikus
Dalam risetnya, tim peneliti dari Universitas King ini menguji efek piperin dan bentuk sintetisnya untuk dioleskan pada kulit tikus. Pengujian ini ada yang diikuti dengan radiasi UV dan pun tanpa radiasi UV.

Dari pengujian terlihat bahwa jika piperin serta dua jenis derivatifnya dioleskan tanpa radiasi UV, teknik ini dapat menstimulasi pigmentasi kulit menjadi berwarna coklat terang dalam kurun waktu sekitar enam minggu.

Sementara itu, jika piperin dikombinasikan dengan radiasi UV, kulit menjadi lebih gelap. Efek yang dihasilkan dengan terapi kombinasi dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat ketimbang hanya menggunakan radiasi UV saja. Efek yang dihasilkan pun berlangsung lebih lama.

Selain itu, terapi kombinasi ternyata bisa memberi pigmentasi yang lebih baik ketimbang radiasi UV saja yang biasanya menghasilkan pigmentasi yang tidak merata. Peneliti mengatakan yakin bahwa piperin dapat merangsang produksi sel-sel pigmen kulit yang disebut melanosit.

"Riset kami telah menunjukkan bahwa pengobatan topikal dengan piperin dapat merangsang pigmentasi dalam kulit. Mengkombinasikannya dengan radiasi UV secara signifikan dapat meningkatkan pigmentasi dengan hasil yang lebih baik secara kosmetik ketimbang terapi vitiligo konvensional,¨ ungkap salah seorang peneliti, Professor Antony Young.

Sementara itu Nina Goad dari Asosiasi Dermatologi Inggris, mengatakan bahwa vitiligo adalah penyakit yang dapat mempengaruhi pasien secara psikologis maupun emosional. Setiap perkembangn dari pengobatan penyakit ini akan disambut dengan tangan terbuka.

"Penemuan ini secara potensial dapat membawa ke arah pengembangan dan pengobatan lebih baik yang tak hanya menyediakan hasil lebih memuaskan tetapi juga menurunkan kebutuhan akan radiasi UV pada pengobatan vitiligo, sehingga menekan risiko mengidap kanker kulit,¨ terang Goad.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar